MAGIC DAY
author : marya_maru [ @ByunChan92 ]
genre : fantasy romance
rating : T
lenght : oneshot
cast :
Kim Jongin a.k.a KAI EXO
Chika [ OC ]
~
~ ~ ~
Percayakah
kalian pada magic ?? Pasti tidak kan di jaman modern seperti sekarang ini. Aku
awalnya juga tidak pernah percaya pada apa itu yang namanya magic atau sihir
atau apapun itu istilahnya. Sampai pada akhirnya aku mengalami sendiri
pengalaman ajaib itu. Pengalaman terindah dalam hidupku. Dan ini ceritaku,
simak baik-baik cerita ini dan bersiap-siaplah untuk kubawa hanyut kedalam
dunia magicku..
~
~ ~ ~
Jakarta – Indonesia
Namaku
Chika, setidaknya semua orang memanggilku begitu. Sebenarnya nama asliku Riska,
tapi entah sejak kapan aku lebih sering dipanggil dengan panggilan Chika.
Aku
murid SMA tingkat ke-3 di salah satu Sekolah Menengah Atas di Jakarta. Aku
tidak terlalu pintar asal kalian tahu saja. Aku lemah dalam pelajaran eksakta.
Dan satu-satunya bidang yang aku kuasai dengan baik adalah seni. Ya.. aku
sangat menyukai pelajaran kesenian. Aku suka menggambar, melukis, bernyanyi dan
aku bahkan bisa bermain piano dan gitar dengan amat baik. Tapi sayang sekali
orang sepertiku disekolah ini tidaklah terlalu dipandang.
Aku
mempunyai seorang teman bernama Jessica yang keturunan inggris. Berbeda
denganku, dia sangat pandai dan kaya.. dan juga cantik. Kemanapun dia melangkah
pandangan para murid laki-laki maupun perempuan pasti tertuju padanya. Apa ini
bisa disebut adil? Aku yang ‘biasa sekali’ ini bisa mempunyai sahabat yang
begitu ‘luar biasa’ ??
“Lagi
ngapain, Ka?” tiba-tiba kepala Jessica muncul disebelah wajahku. Benar-benar
membuatku terkejut.
“Kamu
ngapain sih, Jess! Ngagetin tahu” semburku kesal sambil memegang dadaku yang
rasanya sudah berdetak dengan kencangnya.
“Hehe,
maaf. Aku dari tadi nyari kamu. Mau kasih sesuatu yang menggembirakan” senyum
misterius tersungging dibibir merahnya.
“Apa?”
tanyaku tidak terlalu berminat. Tidak ada hal yang bisa membuatku benar-benar
gembira. Selain kemunculan Kai disekolahku. Hahaha..
Kai??
Kalian bertanya siapa dia?
Dia
itu kekasihku, hahaha. Oke maaf, aku bercanda.
Ehem,
Kai itu personil dari grup boyband asal korea bernama EXO yang baru-baru ini sedang
menapaki tangga kepopularitasan. Aish, bahasaku formal sekali. Oke begini,
kalian tahu boyband kan? Boyband yang berasal dari korea itu banyak sekali
seperti yang kalian tahu. Nah, salah satunya adalah EXO yang dipecah oleh
menejemen mereka menjadi dua grup yaitu EXO M dan EXO K. EXO M beroperasi di
pasar China dan EXO K beroperasi dipasar Korea. Dan Kai-ku ada didalam EXO K.
Aku
sangat tergila-gila padanya dari mulai awal aku melihatnya di video teaser
debut grup mereka. Aku yang memang suka K-POP sejak saat itu juga melantik
diriku sendiri sebagai EXOtic. Entah lah bagaimana menjelaskan perasaanku ini.
aku jatuh cinta pada laki-laki bernama Kim Jongin itu. Kai.
“Hey,
Chika dengerin dulu dong. Kok malah pakai earphone sih” Jessica menarik lepas
earphone yang tersambung dengan iPhone-ku, menggangguku yang sedang ingin
mendengarkan lantunan lagu-lagu EXO.
“Apa’an
sih Jess?! Kamu mau kasih aku tiket pesawat ke Korea biar aku bisa ketemu sama
Kai-ku?” seruku. Jessica tidak menjawab malah sedang sibuk mengaduk tas
sekolahnya seperti mencari sesuatu.
“Yang
ada dipikiran kamu cuma Kai, Kai, Kai dan Kai.. Bosen tahu” Jessica menggerutu
sambil masih terus mencari sesuatu entah apa didalam tasnya “mana sih?!” dia
berseru kesal karena tidak kunjung menemukan benda itu.
“Dan
yang ada dipikiran kamu juga cuma Robert Pattinson, Robert Pattinson dan Robert
Patinson melulu, bosen tahu!” tanpa memperdulikan Jessica aku kembali
menyumpalkan earphone ketelingaku. Alunan lagu ballad EXO K berjudul ‘Angel’
terdengar merdu ditelingaku. Baru saja aku akan ikut menyenandungkan lagu itu,
teriakan Jessica terdengar sangat keras ditelingaku.
“TARRAA..”
ada dua gelang cantik ditangan Jessica. Gelang dengan rantai-rantai kecil
berbentuk bintang. Indah sekali, entah kenapa gelang itu terlihat sangat
bercahaya. Kalau di komik-komik Jepang pasti saat ini ada gambar
bintang-bintang disekitar gelang itu.
“Apa
itu?” tanyaku bingung dan dengan perlahan melepas earphone yang kupakai dan
mengambil salah satu gelang itu dari tangan Jessica.
“Gelang
magic” Jessica berbisik misterius. Membuatku mengerutkan kening bingung.
“Gelang
magic??” aku mengulang ucapannya.
“Nenek
memberikan gelang itu 3 hari yang lalu sebelum nenek meninggal. Nenek bilang,
sepasang gelang ini bisa membawa harapanmu datang kepadamu” Jessica mulai
menjelaskan.
“Membawa
harapanmu datang kepadamu??” sekali lagi aku membeo ucapan Jessica sambil
memasang wajah melongo.
“Jangan
memasang tampang bodoh seperti itu deh, Chika. Kai-mu itu akan kabur kalau
melihat muka jelekmu itu, hahaha” Jessica melingkarkan gelang itu ditangan
kirinya.
“Ayo
kita pakai, Ka”
“Aku
?” aku masih memandangi gelang itu. Aku memang sangat menyukainya. Melihatnya
pertama kali tadi aku langsung mempunyai keinginan kuat untuk memakainya.
“Iya,
cepat kamu pakai. Kita buktikan bersama kalau ucapan nenek hanya omong kosong”
Jessica merebut gelang itu dari tanganku dan kemudian memakaikannya ditangan
kananku.
“Waahh…
bagus kan, Ka?” Jessica mengangkat tanganku dengan tangan kirinya. Gelang kami
tampak bercahaya terkena sinar matahari. Iya, memang bagus sekali. Aku
tersenyum melihat gelang indah itu ditanganku.
Benarkah
akan membawa harapanku datang kepadaku??
3 hari kemudian
Sama
sekali tidak terjadi apapun setelah aku dan Jessica memakai gelang ini. Kami
masih seperti hari-hari biasanya. Bahkan hari ini Jessica jatuh sakit. Aku
sedang dalam perjalanan menjenguknya sekarang ini. Aku baru saja keluar gerbang
sekolah, aku berjalan menuju halte bus yang berjarak 100 meter dari sekolahku.
Aku pandangi gelang cantik ditangan kananku. Aku mengangkatnya keudara dan
gelang itu bersinar. Indah.. aku tersenyum. Gelang ini bersinar sangat terang.
Kenapa terang sekali ya?? Aku memejamkan mataku yang silau melihat sinar dari
gelang ini. Tiba-tiba..
TINN
TINN TINN . .
Suara
klakson memekakkan telingaku. Suaranya terdengar begitu dekat. Dan saat aku
menoleh kekanan jalan, truk besar berada tepat dihadapanku. BRUAKK.
~
~ ~ ~
Seoul – Korea Selatan
Silau..
ugh. Aku menutupi mataku dengan telapak tangan. Rasanya mengantuk sekali. Dan
kenapa keadaan kamarku bisa sedingin ini? aku menggapai-gapai selimutku, saat
benda hangat dan tebal itu sudah kusentuh segera aku tarik selimut itu untuk
menutupi tubuhku sampai dagu. Hangat..
GREP
Ada
yang menarik selimutku. Pasti mama..
“Aaahh,
mama.. sebentar lagi. Aku akan bangun 5 menit lagi” aku menarik selimut itu
kearahku sekali lagi. Nyaman sekali tempat tidurku.
“Ya!
Apa yang kau lakukan diranjangku? Siapa kau?!” aku mendengar suara seorang
laki-laki dari arah sebelah kananku. Eh tunggu dulu, suara laki-laki? Ayahku
sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Aku juga tidak mempunyai kakak ataupun adik
laki-laki. Jadi suara siapa ini??
Aku
membuka mataku perlahan. Sial.. aku masih mengantuk sekali. Dan kenapa rasanya
kepalaku sakit sekali ya? Seperti baru saja terbentur sesuatu.
Dan
pemandangan yang menyambut mataku di pagi ini benar-benar bagaikan mimpi. Mataku
menatap sosok dihadapanku ini dengan tidak berkedip. Sedangkan dia menatapku
dengan tatapan kaget dan bingung.
“Kai??”
mulutku bergetar saat menyebut namanya. Oh Tuhan.. aku memang sudah sering
sekali memimpikan laki-laki ini, tapi kenapa rasanya tidak pernah senyata ini
yaa.. tolong siapapun jangan pernah bangunkan aku. Mama, kumohon biarkan aku
tidur lebih lama lagi.
“Kau
siapa?” suaranya berat dan serak. Chika jangan pingsan dulu bodoh. Mimpimu akan
berakhir kalau kau pingsan sekarang.
“Aku
Chi..Chika.” ini aneh. Bukankah Kai orang Korea? Berarti dia seharusnya
berbicara dengan bahasa Korea kan? Tapi kenapa aku bisa begitu memahami
ucapannya dan bahkan aku bisa menjawab pertanyaannya. Semua ucapan Kai
tertangkap dalam bahasa Indonesia dikepalaku. Benar-benar aneh. Ah.. aku lupa,
ini kan mimpi. Jadi wajar saja kalau semua ini tidak masuk akal.
“Apa
yang kau lakukan diranjangku? Kenapa kau bisa masuk ke rumahku?” Kai
memperlebar jarak kami yang tadinya sangat dekat. Kai tidak memakai baju, ya
ampun mama.. bakti apa yang telah Chika lakukan pada mama sehingga Chika bisa
mendapat hadiah begini indah..
“Eh?
Ini ranjangmu? Bukankah ini kamarku? Aku sedang tidur dan aku memimpikanmu Kai.
Ya ampun, sudah lama sekali aku ingin memanggil namamu. Bolehkah aku memanggilmu
Kai oppa?” aku tidak perduli ini mimpi atau pun apa. Kai sedang berada
dihadapanku sekarang. Aku tidak akan mau membuang-buang kesempatan berharga ini
hanya dengan memandangi wajahnya saja.
“Darimana
kau datang? Apa kau penyelundup? Ini rumahku. Cepat keluar dari rumahku” Kai
bangkit dari ranjang dan berdiri menjulang dihadapanku. Saat ini aku hanya
memandangi sosok lelaki sempurna yang tengah bertelanjang dada dan hanya
memakai celana training kedodoran itu. Wajahnya terlihat masih mengantuk dan
rambutnya berantakan. Akan kutukarkan apa saja yang kumiliki untuk bisa
memiliki sosoknya yang seperti ini selamanya.
“Aku
bukan penyelundup Kai oppa” aku menggeleng-gelengkan kepalaku kuat.
Aku
ikut bangun dari tempat tidur. Aku berdiri dihadapan Kai dan sedikit
menengadahkan kepalaku untuk bisa melihat wajahnya. Ya ampun tinngi sekali dia.
Tinggiku hanya mencapai dagunya. Aku menatap wajahnya. Jantungku seakan
berhenti berdetak.
Tampan
sekali…
Aku
ingin sekali menyentuhnya. Jika ini hanya mimpi. Masih bisakah aku
menyentuhnya?
Aku
mengulurkan tangan kananku kearah wajahnya. Dia tidak bergerak, hanya menatapku
diam dengan pandangan bingung. Aku menyentuh pipinya. Aku benar-benar bisa
menyentuhnya. Aku tidak terbangun dari mimpiku. Aku bahkan bisa merasakan
pipinya yang hangat ditelapak tangan kananku ini. aku tersenyum bahagia.
Benar-benar sangat bahagia. Bahkan rasanya aku sudah tidak bisa bernafas lagi
sekarang. Dadaku sesak karena terlalu bahagia.
GREP
Tangan
besar Kai menggenggam tanganku yang berada dipipinya itu. Aku benar-benar
terkejut dengan sentuhannya ini. Aku menatapnya penuh harap dan dia balik
menatapku penuh makna. Tiba-tiba dia menarik tanganku dan menggelandangku
pergi.
“K..Kai..
Kai oppa, apa yang mau kau lakukan?” aku bertanya tergagap saat Kai terus saja
menggelandangku sampai keluar rumahnya, eh bukan rumah tapi apartemennya. Kami
sampai didepan pintu apartemennya, dan dia melepaskan tanganku.
“Aku
tidak mengenalmu. Jangan berkeliaran disekitar rumahku. Dan jangan
menggangguku. Pergi dari sini, pulanglah kerumahmu.”
BLAM
“oppa..”
Dan
pintu itu tertutup tepat didepan wajahku. Aku shock. Barusan aku diusir oleh
Kai. Lelaki yang sangat aku sukai itu mengusirku. Dia bilang aku mengganggunya.
Kenapa bisa seperti ini. Mimpi macam apa ini?? aku mau bangun sekarang juga.
Ayo bangun. Tubuhku ayo bangun. Tinggalkan mimpi buruk ini. Hey, cepatlah
bangun. Chika ayo bangun. Mama tolong bangunkan Chika sekarang juga..
“mama..
hiks” kenapa air mataku keluar? Aku buru-buru menyekanya dengan punggung tangan
kananku. Pandanganku jatuh pada gelang yang melingkar indah ditanganku.
“Nenek bilang, sepasang gelang ini
bisa membawa harapanmu datang kepadamu” ucapan Jessica
terngiang kembali ditelingaku.
“Harapanmu
datang kepadamu” aku berharap bisa bertemu dengan Kai. Dan aku memang sudah
bertemu dengannya sekarang. Aku terbuang dinegeri orang karena sebuah gelang
ini? benar-benar konyol. Bagaimana caranya aku pulang?
~
~ ~ ~
Sudah
2 jam aku duduk meringkuk didepan pintu apartemen Kai. Hanya mengenakan kaos tidurku
bergambar hello kitty dan celana training berwarna merahku. Aku bahkan tidak
memakai alas kaki. Dan diluar sini dingin sekali kalau kalian tahu. Bulan
Oktober di Korea sebenarnya sedang musim apa?
“Hatcchih”
ini sudah kesekian kalinya aku bersin. Kepalaku pusing sekali rasanya. Dingin
sekali mama.. aku sudah tidak tahan lagi.
DOR DOR DOR
Aku
menggedor-gedor pintu apartemen Kai dengan keras.
“Kai
oppa.. hey Kai.. Kim Jongin, buka pintunya!!” aku berteriak dengan kalap
didepan pintu.
Ceklek
Pintu
terbuka, aku tersenyum bahagia..
“Sudah
kubilang jangan…”
Brugh..
tubuhku rasanya melayang. Aku masih sempat mendengar pekikan tertahan Kai.
“Hey,
kau kenapa?” dan semuanya hitam..
~
~ ~ ~
Hangat…
dan bau apa ini.. kenapa harum sekali.
Aku
mencoba membuka mataku, dan aku melihatnya. Kai sedang meletakkan nampan dengan
sebuah mangkuk yang mengepul dimeja dihadapanku.
“Kau
sudah bangun?” suaranya terdengar lembut.
“oppa
. .” dia tersenyum. Tuhan.. aku mencintainya.
“Makanlah”
Kai menyodorkan mangkuk bubur panas kehadapanku.
“oppa
sudah tidak marah padaku?” aku bertanya penasaran sambil menatap wajahnya yang
masih tersenyum.
“aniyo(tidak),
aku hanya merasa bingung. Darimana kau datang?” dan keluarlah cerita tentang
gelang ditanganku ini. Aku menceritakan semuanya pada Kai. Tentang sepasang
gelang yang sekarang aku pakai dan pasangannya sedang dipakai sahabatku.
Tentang harapanku yang ingin bertemu dengannya. Dan sekarang aku bisa berada
dihadapannya.
“Lalu
bagaimana caranya kau kembali pulang? Kalau kau saja tidak tahu bagaimana
caranya kau bisa sampai kesini?” Kai mempercayai ceritaku. Aku benar-benar
tidak percaya. Aku pikir dia akan menganggapku gila saat aku bercerita tentang
gelang magic ini.
“Entahlah
oppa.. aku benar-benar bingung. Mungkin oppa harus menciumku agar aku bisa
kembali pulang, hehe” aku menghabiskan bubur buatan Kai oppa. Enak..
Hening
. . .
“Maaf
oppa, sepertinya aku salah bicara” aku tidak mau Kai kembali mengusirku karena
menganggap aku fans mesum yang sedang mengintainya.
“Siapa
tadi namamu?” Kai menatapku dalam. Apa aku tidak sedang berkhayal?
“Chi..
Chika” jawabku tergagap.
“Chika?”
dia mengulang namaku dengan aksen lucu. Indahnyaaa…
Tiba-tiba
Kai mendekat kearahku. Aku tertegun. Kai semakin mendekatkan wajahnya
kewajahku. Membuatku memejamkan mataku dengan gugup. Jantungku rasanya akan
meledak. Mama.. apa yang harus Chika lakukan??
“Chika
pulanglah kerumah dengan selamat” bisikan terakhir Kai sebelum akhirnya aku
merasakan sebuah benda hangat dan basah menyentuh bibirku. Lembut.. dan manis..
Aduh
kenapa kepalaku pusing sekali.. Kenapa terang sekali.. silau..
~
~ ~ ~
Jakarta – Indonesia
Aku
menatap gerbang sekolahku dengan bingung. Tapi sedetik kemudian senyum lebar
tersungging dibibirku.
“CHIKAAA!!”
suara ini.
“Jes?”
kami saling menatap satu sama lain. Kemudian senyum lebar kembali tersungging
dibibirku, kali ini aku juga melihat senyum yang sama dari wajah sahabatku.
“Hahaha”
kami tertawa bersamaan. Jessica menarik tangan kananku dengan tangan kirinya.
Dia mengangkat tautan tangan kami keudara memperlihatkan sepasang gelang yang
bersinar indah terkena sinar matahari pagi.
THE END
author speech^^
Annyeong reader~deul . . .
FF pertama author yang author publish di blog ini.
author emang nggak pandai nulis, cuma suka aja bikin cerita dan mengkhayal yang aneh-aneh, jadi kalau FF ini tidak cukup memuaskan, author mohon maaf, ne^^
untuk sekedar penegasan, FF ini murni buatan author, pemikiran author, jadi mohon jangan COPAS dan PLAGIAT seenaknya yaa, walaupun jelek ini author bikin sendiri dan author bangga dengan tulisan author.
sekian,
setelah membaca mohon tinggalkan jejak yaaa, sekalian berkenalan dengan author..
Salam EXO !!
WE ARE ONE !! WE ARE EXO !!!
EXO SARANGHAJA !!! >.<